saya bukan orang yang pandai menyusun kata-kata. saya tidak mudah untuk menuangkan buah pikiran dalam bahasa verbal maupun tulisan. saya lebih sering diam ketika harusnya mengeluarkan pendapat atau diharuskan menjelaskan pandangan saya mengenai sebuah topik. saya lebih suka menjawab ya/tidak, bagus/jelek, setuju/tidak setuju karena tak ada sesuatu yang ambigu dari situ, daripada harus menjelaskan mengapa saya memilih jawaban tersebut.
lalu, saya belajar untuk lebih peduli dan mengungkapkannya secara benar. tapi entah mengapa hanya terlontar kata-kata sinis dan ejekan. maka saya pun kembali belajar untuk tidak peduli dan diam.
saya kembali hanya berkutat pada diri sendiri. melihat hanya yang ada di sekitar saya saja. berusaha untuk tidak berpikir apa-apa.
tidak berpikir!
ketika setiap orang memperhatikan apa pun yang tertangkap oleh mata mereka, saya malah berusaha melupakannya. saya tak ingin berpikiran sinis. ketika setiap orang berkomentar atas apa yang ditangkap oleh indera mereka, saya tak bisa berkomentar apa-apa. lalu saya akan mengumpat
*4 huruf*
dan kemudian saya belajar untuk mengidolakan orang lain. yang pintar, yang kritis, yang peduli terhadap hal-hal di sekitar mereka. aku tidak, memedulikan diri sendiri saja rasanya cukup repot. maka, aku belajar untuk tidak memedulikan orang lain. egois, tak ada kata lain.
maka, aku pun habiskan waktu untuk menghindar dari orang lain. membunuh waktu dengan membaca, mendengarkan musik, tidur, memandangi langit.. apapun yang bisa kulakukan sendiri. karena jika pikiranku yang tak berpikir apa-apa itu tak disibukkan dengan pekerjaan mengolah data yang ditangkap oleh indera, biasanya ia akan berpikir tentang hal-hal buruk, seperti..
*4 huruf*
No comments:
Post a Comment