Thursday, August 14, 2014

marah

terkadang saya sangat membenci diri sendiri yang seringkali (terlalu) mudah memaafkan dan memaklumi kesalahan orang lain. saat kata 'maaf' terucap, biasanya saya akan mengatakan, "santai aja" "gapapa kok", "ah, lupakan saja" dan kata-kata lain yang sejenis.

sialnya, di beberapa kesempatan saya yang akan membenci diri saya sendiri setelah mengatakan kata-kata tersebut.

saya tidak 'tidak apa-apa', saya tidak bisa melupakan begitu saja, dan saya tidak santai. terlebih kepada kesalahan yang terjadi berulang kali. lagi, lagi, lagi, dan akan diulang lagi esok dan kemudian hari.

saya ingin meledak. saya ingin meneriakkan rasa marah dan kekecewaan saya keras-keras. tapi tidak bisa.

suara saya selalu minggat saat emosi ingin meledak. dan kata-kata yang saya punya masih saja membelot dari makna yang saya maksudkan.

yang paling buruk, produksi airmata malah membludak dan harus segera didistribusikan:
>ke pipi dan terlihat lemah dan salah
>ke hati dan menelan satu bom waktu lagi

maka saya diam.
diam yang berbahaya.




:menamcapkan pisau bermata dua.