Saturday, August 21, 2010

melupakan

yang aku tahu, aku benci ketika diharuskan mengingat masa lalu, masa laluku sendiri. tak usah ditanya masa lalu yang mana karena aku tak mengkotak-kotakkannya dalam kotak "masa lalu yang membahagiakan" atau "masa lalu yang menyedihkan", semua sama: masa lalu yang tak ingin ku ingat lagi.

dulu, entah saat aku berumur berapa, aku sering sekali dihantui masa lalu. padahal saat itu pun aku sudah sadar bahwa masa laluku belum banyak. masa laluku hanya direkam dalam belasan tahun, tapi tak semua teringat kan? aku tersiksa. aku tak ingin mengingat masa lalu yang menyedihkan karena.. ah, kau pun tak ingin mengingat masa lalumu yang buruk kan? aku tak ingin mengingat masa lalu yang membahagiakan karena aku takut: takut saat menyadari bahwa kehidupanku yang sekarang tidaklah seindah hidupku di masa lalu. aku tak ingin terjebak dalam bayang-bayang masa yang telah berlalu.

aku pun belajar melupakan.

tak mudah untuk menghapus sesutau yang kasat mata dan bahkan tidak pernah kita sadari sebelumnya bahwa "hal itu" ada dalam kepala kita: ingatan. ini bukanlah men-delete file dari suatu folder dan recycle bin, ini bukanlah mengahapus tulisan diatas kertas dengan penghapus atau tip-ex, dan ini bukanlah membakar sampah hingga menjadi asap yang akan cepat menghilang.

melupakan adalah proses panjang, melelahkan, menyakitkan, dan luar biasa merepotkan.

aku menutup pikiranku. menutup penghubung antara hati dan ingatan. terlihat mudah, tapi resikonya adalah ada beberapa jalan lain yang, sengaja atau tidak, pasti akan ikut terblokir. seringkali hati terpaksa harus "dibunuh", dan jiwa harus "dibuang". Tubuh yang menjadi wadah hal tak kasat itu seringkali harus "dikorbankan" dengan cara menyakitinya atau bahkan memanjakannya, secara berlebihan.

melupakan adalah perbuatan masokis.

tapi, bila kau sudah terbiasa untuk melupakan, proses yang tadi kugambarkan tak akan terasa sulit karena kau sudah naik ke tahap yang lebih mudah: terlupa.